PENGERTIAN GRAPHOLOGY
Grafologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu ‘graph’ yang berarti tulisan dan ‘logos’ yang berarti ilmu .
Grafologi merupakan salah satu cabang ilmu Psikologi yang biasanya masuk dalam studi psikografik atau psikodiagnostik .
Grafologi adalah seni dan ilmu yang mempelajari tetang tulisan tangan .
Tulisan merupakan salah satu hasil karsa manussia yang unik
sehingga antar satu manusia dengan manusia yang lainnya tentu tidak akan
sama.
menurut kamus besar bahasa Indonesia Grafologi adalah ilmu tentang
aksara atau system tulisan, ilmu surat tangan; ilmu tentang hubungan
antara watak dan tulis tangan (rajah).
Grafologi yang didasarkan pada beberapa Ilmu :
Ilmu Kedokteran : Dikembangkan oleh R. Pophal dari Universitas
Hamburg, yang mengaitkan tulisan tangan dengan berbagai hal yang terkait
dengan Otak dan melakukan berbagai uji pembuktian.
Ilmu Psikologi : dikembangkan oleh Ludwig Klages yang mengemukakan
bahwa Tulisan tangan adalah bentuk pernyataan diri dan mencerminkan
Kepribadian seseorang.
SEJARAH GRAPHOLOGY
Tulis tangan merupakan kegiatan tertua dunia, yang dikenal sejak
berabad – abad lalu. Misalnya di Negara China, pengetahuan tentang tulis
tangan telah dikenal pada tahun 1000 masehi. Baru, pada tahun 1622,
seorang Dokter dari Italia, bernama dr. Camillo Baldi mengemukan tentang
penemuan tentang ilmu pengenalan penulisan yang dibuat secara sistemati
/ ilmiah yang dimuat dalam bukunya. Dalam bukunya, diterangkan adanya
hubungan yang unik antara tulisan tangan seseorang dengan karekter dan
keperbadian.
Kemudian, pada tahun 1741 – 1801, Pastor Swiss (J. C Lavanter)
membuat laporan yang sistematik dan cermat tentang tulisan tangan.
Walaupun laporan yang dibuat masih berupa perkiraan dan menjelaskan
tentang sifat – sifat umum namun telah berhasil membuat menarik
perhatian orang lain, terutama di Paris. Ada beberapa tokoh yang
tertarik dengan grafologi, sampai dengan kelompok agama.
Interpretasi dari beberapa tokoh yang mempelajari grafologi
tersebut, dikembangkan kembali oleh Abbe Jean Hyppolyte Michon serta
dibantu oleh kedua asistenya: Debarolle dan Dellestre. Berbekal
pengalaman dan ketajaman serta pengamatan yang tinggi, Michon berhasil
menghimpun sebuah catalog yang penuh dengan tanda – tanda garis dan ciri
– ciri keteraturanya. Karena berhasil menerapkan dasar – dasar
Grafologi modern, maka Michon dinaggap sebagai Bapak Grafologi Modern
hingga sekarang. Kata Grafologi diungkapkan oleh Michon, yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu, ‘graphi’ yang artinya menulis dan ‘ology’ yang
artinya ilmu.
Grafologi yang dikemukan Michon, tidak disertai dengan landasan
teori yang pasti dan tidak dapat dijadikan dasar. Sehingga teorinya
dibantah oleh muridnya sendiri, yaitu Jules Crepieuxjamin pada tahun
1858 – 1940. Jules lebih mengemukan bahwa banyak cirri – cirri bawaan
yang tidak dapat diungkapkan secara langsung melalui pengambaran grafis
sedrehana, tetapi harus dilihat dari sebuah rangkaian karakteristik
(Teori Resultan), kemudian Jules mecoba mengkaji Grafologi ketingkat
yang lebih dalam lagi. Jules mengakui bahwa ciri – ciri tangan manusia
memilki banyak arti, kemudian dia menemukan teori yang disebut dengan
‘Tingkat bentuk’, oleh karena adanya kesulitan dalam mempelajarinya dan
juga ada ketidakyakinan penemuan teorinya, maka banyak pihak – pihak
yang meninggalnya. Kemudian muncul R. Wiser yang mengemukan teori “Ritme
Dasar” yang berhasil menyederhanakan kesulitan Grafologi.
Selanjutnya,di Prancis Grafologi mengalami perkembangan yang sangat
pesat dengan munculnya tokoh – tokoh yang mempelajari bidang Grafologi,
seperti ; Jules Depoin, Binet G. Tarde, dan Assense Aruss yang
bergabung dalam Himpunan Studi Grafologi. Pada abad ke- 18 organisasi
ini pidah ke Jerman sehingga mucul tokoh – tokoh seperti ; Adolf Hentze,
Sohwieddland, Gerhard Wilhem Langen Bruch, dan Rudollphine Poppee.
Banyak Ilmuan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk ke dalam
kelompok ilmu Gadungan (Bukan yang sebenarnya), namun tetap mendapat
perhatian dan perkembangan yang pesat di Negara – negra Eropa terutama
di Belgia, Jerman, Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia, Grafologi
belum berkembang yang dipelajari sebagian orang. Grafologi di Indonesia
hanya digunakan beberapa perusaan dalam menyeleksi karyawan dengan
melihat dan menganalisis tulisan tangan, yang juga digunakan sebagai
alat bantu Prikodiagnosik / Tes Psikologi.
Perkembangan Grafologi di Indonesia belum terlalu meluas. Hanya
dikenal beberapa lembaga perusahaan dalam menyeleksi karyawan. Adapun
tokoh yang mempelajari grafologi seperti Doktor Sapta Dwikardana seorang
Certified Master Handwriting Analyst yang belajar di Amerika Serikat.
Dia juga membentuk lembaga Authentic School of Grafology pada
pertengahan 2000. Selain itu, banyak lagi tokoh – tokoh yang mempelajari
Grafologi Bayu Ludvianto, seorang dosen biologi juga penulis buku
“Grapho for Succes; Analisis tulisan tangan untuk hidup yang lebih
baik”. Selain bayu, ada juga tokoh wanita seperti Angela teressia,
Achsinfina H. Soemantono, dan banyak lagi ahli Grafologi Indonesia.
Selain itu juga pihak kepolisian seperti pada Laboraturium Forensic
juga menggunakan secara aplikatif untuk mengetahui keaslian tanda
tangan. Kombes Pol. Amri Kamil merupakam ahli di bidang Grafonomi yang
berkerja di laboraturium forensic, dia juga menulis sebuah buku tantang “
Mengenal dan Mempelajari Grafonomi berkaitan dengan Kejahatan dan
Pemalsuan Dokumen”. Buku ini telah digunakan sebagai referensi berbagai
penegak hukum sebagai rujukan dalam kasus kejahatan fogery.
Grafologi juga membantu dalam menyelidiki kejahatan maupaun tindk
pidana dalam pemalsuan tanda tangan maupun mengambarkan psikologi pelaku
pidana, serta kejujuranya. Seorang professor dari Kriminologi, Muhammad
Mustofa juga menyebutkan bahwa dalam ilmu kriminalistik – ilmu
pengetahuan yang dipergunakan untuk menyelidiki terjadinya suatu
pristiwa kejahatan, terdapat metode Grafologi didalamnya.
Meskipun banyak Ilmuwan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk
dalam kelompok Ilmu Gadungan atau ilmu yang salah, namun tetap mengalami
Perkembangan pesat di Negara-negara Eropa terutama di Belgia, Jerman,
Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia sendiri, Grafologi baru
berkembang dan ditempatkan hanya sebagai alat bantu Prikodiagnostik/Tes
Psikologi. (yosephineyohana.blogspot.com)
Posting Komentar