Baru aja bulan April yang lalu diluncurkan. Yamaha Indonesia dapat senang dan puas dengan awal yang sangat baik untuk penjualanR15. Pasalnya, sepeda motor sport full fairing itu berhasil meninggalkan jauh kompetitor utamanya dari Honda, siapa lagi kalau bukan Honda CBR150R. Tentunya dalam hal PENJUALAN.
Salah satu hal yang menjadi daya tarik dan tingginya penjualan Yamaha R15 ini sepertinya dari sisi harga yang jauh lebih murah ketimbang Honda CBR150R. Yamaha R15 yang rakitan lokal lebih diminati daripada Honda CBR150R yang diimpor utuh (CBU) dari Thailand. Untuk harga, Yamaha R15 dilepas dengan harga Rp 28 juta, sedangkan Honda CBR150R dilepas mulai Rp.42,8 Juta on the road Jakarta.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada bulan pertama penjualan di Mei, Yamaha berhasil menjual 5.394 unit Yamaha R15. Sementara saingannya CBR150R tertinggal jauh yang hanya mampu terjual 319 unit saja. Bahkan, jika melihat distribusi CBR150R sejak Maret-Mei 2014, penjualannya hanya 1.976 unit saja.
"Kalau melihat kuantitas penjualan, angka permintaan jauh lebih besar dari itu," jelas Sutarya, Direktur Pemasaran PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Namun dengan hadirnya Yamaha R15 yang muncul di segmen yang serupa dengan Yamaha V-ixion, hasil positif yang diperoleh R15 otomatis berdampak negatif bagi andalan sebelumnya si V-Ixion. Sepeda motor bergaya "sport touring" ini tergerus penjualannya karena konsumen beralih ke R15.
Data AISI menunjukkan kalau penjualan V-Ixion pernah menembus 45.000 unit pada Maret 2014 dan melandai di April dan Mei ke level 36.000-an. "Ini alamiah saja, tapi tren penjualan membaik lagi," tukas Sutarya.
Saat ini, aku Sutarya, level produksi R15 masih berkisar 4.000 unit per bulan. Sedangkan pesanan yang masuk sudah mencapai tiga kali lipat. "Jadi kami minta maaf pada konsumen Indonesia karena harus sabar menunggu inden," lanjut Sutarnya.
Penumpukan daftar antrean pesanan diprediksi masih akan berlangsung sampai enam bulan ke depan. Kapasitas pabrik Yamaha akan terus ditingkatkan untuk terus memenuhi permintaan konsumen di pasar. "Mudah-mudahan setelah tiga sampai empat bulan ke depan, inden bisa dijaga (lebih pendek)," beber Sutarya.
Posting Komentar